Drone Tanggap Bencana Karya Pelajar SMA Indonesia Menangkan Kontes Robot Dunia

Gadget

Inovasi teknologi dari generasi muda Indonesia kembali menarik perhatian dunia. Tiga siswa SMA, Ksatria Wibawa Putra Murti, Owen Tay Jia Hao, dan Arga Wibawa, berhasil meraih prestasi mengesankan dengan menciptakan Drone Rajawali, sebuah drone pintar yang dirancang khusus untuk penanganan bencana.

Dengan inovasi ini, Tim Bayu Sakti berhasil meraih posisi empat besar dunia dalam kategori Drone Robotika Penanganan Bencana di ajang World Robot Summit 2025 yang berlangsung di Fukushima, Jepang, pada bulan Oktober 2025.

Selang waktu singkat, mereka kembali mengukir prestasi dengan menyabet Juara 1 dalam kategori Robot Inovasi pada World Robot Games 2025 yang diadakan di Taipei, Taiwan, awal Desember 2025. Keberhasilan ini adalah cerminan dari dedikasi dan upaya inovatif para pelajar Indonesia.

Teknologi yang mengantar mereka ke podium dunia adalah Drone Rajawali, drone canggih yang digerakkan oleh kecerdasan buatan. Drone ini dirancang untuk dapat beroperasi secara mandiri tanpa bergantung pada GPS, sehingga bisa mengatasi berbagai tantangan dalam situasi darurat.

Dengan kemampuan untuk melakukan pemetaan area yang terdampak bencana serta mendeteksi berbagai indikasi bahaya seperti crack pada bangunan, hazard label, dan korosi, drone ini terbukti menjadi alat yang sangat efektif. Teknologinya didukung oleh sensor LIDAR yang memperkuat kemampuannya dalam analisis lingkungan.

Agar publik dapat memahami dan mengapresiasi inovasi mereka, Tim Bayu Sakti menyelenggarakan demonstrasi Drone Rajawali di sekolah ACS Jakarta. Aksi ini bertujuan menunjukkan kemampuan drone yang telah diuji dalam berbagai kondisi ekstrem, termasuk paparan panas, angin kencang, dan gangguan magnetik.

Peran Teknologi dalam Menanggulangi Bencana Alam di Indonesia

Pengembangan Drone Rajawali didorong oleh fakta bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana. Seringkali, saat bencana terjadi, jumlah korban jiwa meningkat akibat kebutuhan akan bantuan yang terlambat karena masalah akses transportasi dan komunikasi yang terputus.

Dengan ketidakstabilan kondisi geografis yang ada, penggunaan drone dalam penanganan bencana menjadi suatu keharusan. Drone Rajawali diharapkan dapat mempercepat proses pemetaan dan penilaian risiko yang krusial pada jam-jam pertama setelah bencana terjadi.

Ksatria Wibawa Putra Murti, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa drone ini dirancang untuk menjadi “efek pengganda” bagi tim penyelamat. Dengan sistem kontrol yang intuitif, satu tim kecil dapat menjangkau area yang luas, lebih efisien dibandingkan dengan metode tradisional.

Fitur Unggulan Drone Rajawali yang Membuatnya Istimewa

Salah satu fitur unggulan dari Drone Rajawali adalah kemampuannya untuk menganalisis situasi secara real-time. Dengan menggunakan teknologi canggih, drone ini dapat mengumpulkan data yang relevan dan memberikan informasi yang tepat kepada tim penyelamat.

Sensor LIDAR yang terintegrasi memungkinkan drone untuk melakukan pemetaan tiga dimensi dari area yang sulit dijangkau. Hal ini sangat penting dalam merencanakan strategi evakuasi dan tindakan penyelamatan yang tepat.

Lebih dari itu, kemampuan drone ini untuk beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca menjadikannya alat yang sangat berharga saat bencana terjadi. Dalam pengujian, drone berhasil menunjukkan daya tahannya terhadap angin kencang dan suhu yang ekstrem.

Dampak Sosial dan Lingkungan dari Inovasi Drone ini

Inovasi Drone Rajawali tidak hanya bermanfaat dalam konteks teknis, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Masyarakat akan lebih cepat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, yang berpotensi menurunkan angka korban jiwa dalam setiap bencana.

Selain itu, penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya inovasi dalam penanganan bencana. Mereka yang terlibat dalam pengembangan teknologi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk berkarya.

Dari sisi lingkungan, penggunaan drone dalam pemetaan bencana dapat membantu untuk mengidentifikasi area yang mengalami kerusakan dan merencanakan langkah-langkah rehabilitasi yang diperlukan. Hal ini juga memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan efisien.