Film ini mengangkat tema yang berkisar pada perjalanan hidup seorang anak di era 1960-an di Indonesia. Dalam film ini, penonton diajak melihat perspektif yang unik melalui mata karakter utama, Na Willa, yang sangat ingin tahu dan bersemangat.
Na Willa adalah sosok yang penuh rasa ingin tahu, memiliki banyak pertanyaan, dan menjalani kehidupan sederhana namun bahagia. Kisahnya tidak hanya berfokus pada dirinya, tetapi juga kepada keluarganya yang memiliki latar belakang etnis yang beragam.
Dalam film ini, penonton akan diperkenalkan kepada berbagai nuansa dan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Keluarga Na Willa menjadi representasi dari masyarakat yang kaya akan nilai dan tradisi yang beragam.
Mengenal Karakter-Karakter dalam Film Dengan Lebih Dalam
Sosok Mak, yang diperankan oleh Irma Rihi, merupakan gambaran seorang ibu yang tegas dan kuat. Mak berasal dari Sabu, Nusa Tenggara Timur, dan memiliki karakter yang mencerminkan ketegasan dalam mendidik anak-anaknya.
Irma Rihi menambahkan, karakter Mak tidak hanya kuat tetapi juga penuh kasih sayang. Meskipun ia terkesan keras, ada sisi lembut yang selalu berusaha menjaga dan melindungi Na Willa serta mengajarinya tentang kehidupan.
Di sisi lain, ada sosok Pak, diperankan oleh Junior Liem, yang merupakan figur ayah dengan latar belakang Tionghoa. Karakter Pak diceritakan sebagai sosok yang lembut dan penuh wawasan, sangat menyayangi keluarganya.
Junior Liem menjelaskan bahwa karakter Pak adalah sosok yang mengutamakan kasih sayang dan pendidikan. Ia berusaha memberikan pemahaman kepada Na Willa tentang dunia yang lebih luas dan kompleks.
Kehidupan Sehari-Hari Keluarga Berlatarkan Budaya yang Beragam
Film ini tidak hanya menghargai hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga menyoroti bagaimana latar belakang etnis memengaruhi dinamika mereka. Keluarga Na Willa, yang terdiri dari berbagai budaya, menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan pengertian yang mendalam.
Setiap karakter dalam film ini memiliki keunikan masing-masing, menciptakan harmoni dalam perbedaan. Penonton akan melihat interaksi menarik di antara mereka, yang penuh dengan kegembiraan dan tantangan.
Konflik kecil di dalam keluarga sering kali muncul sebagai gambaran kehidupan nyata. Momen-momen seperti ini memberikan dimensi lebih pada karakter, sekaligus membuat penonton merasa lebih dekat dengan mereka.
Setting film yang berada di Surabaya juga menambah daya tarik, memberikan suasana yang otentik dan khas dari Indonesia tahun 1960-an. Penonton akan merasakan nuansa yang sangat berbeda yang mencerminkan kondisi sosial dan budaya pada masa itu.
Pesan Moral yang Tersimpan dalam Cerita
Selain menghadirkan kisah yang menyentuh, film ini juga sarat dengan pesan moral yang relevan. Nilai-nilai seperti kasih sayang, pengertian, dan solidaritas antara anggota keluarga menjadi pusat tema yang ingin disampaikan.
Mak dan Pak masing-masing mengajarkan pentingnya melindungi dan mendidik anak. Dari sini, kita berkesimpulan bahwa tantangan dalam mendidik anak bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat berharga.
Na Willa menjadi simbol dari masa depan yang cerah di mana anak-anak diharapkan menjadi generasi yang lebih baik. Melalui pendidikan dan kasih sayang, mereka akan mampu menghadapi tantangan di dunia yang semakin kompleks.
Film ini mengajak penonton untuk merenungkan peran keluarga dalam membentuk individu. Dalam setiap adegan, penonton diingatkan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam perjalanan hidup seseorang.
